Layanan
KESUBURAN IN VITRO
IVF mungkin merupakan ‘Alat Pendamping Teknologi Reproduksi’ yang paling terkenal. Nama lainnya yang cukup terkenal juga adalah ‘bayi tabung pengetes’ serta telah membantu banyak pasangan yang tidak subur mengandung dan melahirkan selama lebih dari dua decade. Hari ini, proses kesuburan sebenarnya terjadi di cawan, bukannya di tabung pengetes. Awalnya dikembangkan untuk menolong pasangan-pasangan yang ada untuk mengatasi masalah ketidaksuburan karena faktor tabungnya, namun dalam perjalanannya menjadi sangat berguna dalam menanganani faktor masalah lainnya, seperti masalah imunologi, masalah ketidaksuburan yang tidak dapat dijelaskan serta ketidaksuburan pada pria.

IVF pada dasarnya merupakan proses empat langkah.
In Vitro Fertilisation (IVF), fertility, fertility doctor
  • Pertama, ambillah obatnya agar folikel-folikel yang beraneka ragam tersebut dapat mulai berkembang di ovarium Anda. Langkah ini disebut sebagai stimulasi ovarium, atau super-ovulasi
  • Langkah kedua melibatkan pengawasan pertumbuhan folikelnya dengan suara ultrasonografi, untuk menentukan pertumbuhan sel telurnyaserta perkembangan dinding rahim. Jika sudah dipastikan bahwa folikel-folikel dan rahimnya matang dengan benar,sejenis pemicu untuk Gonadotropin Korionik Manusia[Human Chorionic Gonadotropin]dapat diberikan.
  • 36 jam setelah pemicunya diberikan, langkah ketiga dimulai dengan pengambilan sel telurnya dengan cara aspirasi jarum dengan suara ultrasonografi, dimanacara terbaiknya adalah dengan diberikan anestesi ringan. Spesimen sel spermanya lalu dibersihkan dan dipersiapkan untuk inseminasi. Sel sperma yang telah dibersihkan tersebut lalu diletakkan di sebuah cawan dengan sel telurnya, setelah itu dimasukkan ke dalam inkubator selama 18 jam. Setelah 18 jam, embrio-embrio tersebut lalu diawasi dengan mikroskop untuk kemungkinannya dilakukan fertilisasi normal, dimana pronukleus dari sel telur dan sel spermanya dapat dilihat. Embrio-embrio tersebut lalu diinkubasi untuk perkembangan selanjutnya menjadi embrio multi sel.
  • Langkah keempat dan terakhir adalah memindahkan embrio-embrio tersebut ke dalam rongga Rahim dengan suatu kateter yang dimasukkan lewat serviks. Jumlah yang kembali sangat tergantung pada keinginan pasien, dengan pola sesuai umur; di bawah 40 tahun, hingga dua embrio; 40 tahun ke atas, hanya hingga maksimal tiga embrio. Embrio lainnya dapat dibekukan dan disimpan untuk lain waktu.
Suntikan Sperma Intrasitoplasmik (ICSI)
ICSI digunakan jika sel sperma dari pihak laki-laki di bawah standard, jika penanganan IVF sebelumnya berdasarkan angka kesuburan yang rendah serta jika hanya kadang-kadang saja digunakan kalau ada beberapa sel telur yang tersedia. Dengan ICSI,satu sel sperma tunggal dengan motilitas tinggi diisolasi dari sel sperma pihak laki-lakinya serta ekornya dipotong agar sel sperma tersebut lebih mudah bergerak. Sel sperma tersebut lalu diaspirasikan ke dalam sebuah jarum kaca yang sangat tipis (kira-kira sepersepuluh dari diameter ujung rambut manusia). Sel sperma tersebut lalu langsung disuntikkan ke pusat sel telurnya dan lalu jarumnya ditarik kembali. Persentasi yang sangat kecil dari sel telur tersebut dapat saja menjadi rusak karena prosedur suntikan tersebut, tetapi hal tersebut jauh lebih bermanfaat daripada meningkatnya level kesuburan.

Apakah prosedur IVF/ICSI ini memiliki resiko?

Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI), gynaecology in Singapore, Singapore Gynaecology
Pasangan yang melakukan prosedur yang terbilang baru ini tentu saja ingin mengetahui resiko apa saja yang mungkin timbul. Beberapa resiko tertentuadalah hal yang wajar pada proses kesuburan in-vitro dan juga ICSI; seperti misalnya adanya kemungkinan terbentuknya gejala hiperstimulasi ovarium sertaterjadinya kehamilan kembar. Walaupun demikian, dimana terdapat hampir dua juta bayi yang dilahirkan dari proses penanganan kesuburan in-vitro ini, jumlah bayi yang lahir dengan bantuan ICSI mungkin beberapa ratus ribu. Dari pemeriksaan terhadap bayi-bayi yang lahir dengan bantuan ICSI, hal tersebut mencerminkan keadaan pengetahuan kita saat ini mengenai kemungkinan adanya ketidaknormalan. Suatu fakta yang sebenarnya kurang baik bahwa 3 dari setiap 100 bayi lahir secara normal, dalam artian bukan sebagai akibat adanya penanganan kesuburan, dilahirkan dalam keadaan cacat. Penelitian-penelitian terbesar yang dilakukan terhadap 3000 kasus kehamilan hingga saat inidengan bantuan penanganan ICSI menunjukkan bahwa persentase jumlah keseluruhan dari bayi-bayi yang lahir cacat dengan bantuan ICSI tidak lebih besar daripada mereka yang tumbuh normal.

Dalam beberapa tahun terakhir ini telah diketahui bahwa sekitar 10% hingga 15% dari pria yang tidak memiliki sel sperma ataupun hanya memiliki jumlah sel sperma yang sangat sedikit memiliki kerusakan spesifik pada salah satu dari gennya yang bertanggung jawab atas kemampuannya memproduksi sel sperma (hal ini disebut sebagai gen DAZ). Merupakan suatu hal yang mungkin bahwa kecacatan gen ini diturunkan pada anak laki-laki, yang juga memungkinkan anak tersebut menjadi tidak subur di masa depannya.

  1. Gejala Hiperstimulasi Ovarium
    Gejala ini mungkin merupakan efek samping yang paling serius dari penanganan kesuburan in-vitro, yang lebih berhubungan dengan stimulasi obat yang Anda terima dibandingkan dengan kesuburan in-vitro nya sendiri serta gejala ini juga dapat terjadi pada wanita yang menggunakan obat ini karena alasan lainnya. Saat ovarium-ovariumnya distimulasikan lebih dari pada dalam siklus biasanya yang normal, mereka selalu lebih besar daripada yang normal serta mengandung struktur berisi cairan (folikel-folikel), yang mengandung sel-sel telur. Hal ini terjadi pada para wanita yang mendapatkan penanganan IVF dan bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Bentuk gejala hiperstimulasi ovarium berkembang pada sekitar satu dari seratus wanita. Dalam hal ini, ovarium-ovarium tersebut menjadi jauh lebih besar serta mengandung kista yang sangat besar pula. Kista-kista ini menghasilkan cairan dengan jumlah yang sangat banyak sekali, yang dilepaskan ke dalam rongga perut. Cairan ini kaya akan mineral dan protein. Beberapa gejala hiperstimulasi ovarium ini termasuk di antaranya sakit di daerah perut, level pembengkakan perut yang cukup signifikan, napas pendek, mual serta ada kemungkinan mau muntah, serta jumlah air seni yang berkurang. Dengan adanya gejala-gejala yang parah ini, mungkin perlu dilakukan rawat inap. Hal ini memungkinkan digantinya mineral cair serta protein dan juga tindakan pencegahan untuk mencegah adanya komplikasi lainnya. Mengingat betapa seriusnya masalah ini, pencegahan lebih baik daripada mengobati. Walaupun tidaklah memungkinkan bagi kita untuk yakin pasien yang mana saja yang akan mengalami gejala hiperstimulasi ovarium, mereka dengan ketidaknormalan hormon ovarium yang disebut ovarium polisistik diketahui memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena. Hal ini akan diperiksasaat konsultasi pertama kali sebelum penanganan IVF dimulai. Pasien yang bereaksi terhadap penanganan obat dengan memproduk sisel telur dengan jumlah yang sangat banyak, khususnya jika mereka mengalami rasa sakit di area perut bagian bawah sebelum waktunya pengumpulan sel telur juga memiliki resiko lebih tinggi. Dalam hal yang demikian, sesi penanganannya mungkin saja harus dibatalkan sebelum suntikan pregnil diberikan pada malam hari atau jika pengumpulan sel telurnya dilakukan, seluruh embrio tersebut akan dibekukan serta tidak ada satupun yang akan langsung dipindahkan. Hal ini akan mengurangi terjadinya gejala hiperstimulasi yang serius.
  2. Kehamilan kembar
    Kementerian Kesehatan Singapura baru-baru ini menyarankan seluruh klinik IVF agar tidak nemindahkan lebih dari tiga embrio ke dalam siklus IVF kecuali dalam hal-hal khusus seperti misalnya: pasien berusia 40 tahun dengan penanganan sel telur. Banyak pasangan tidak subur merasa senang dengan ide kehamilan bayi kembar walaupun kebanyakan lebih suka tidak mendapatkan kehamilan kembar tiga. Kehamilan kembar tiga masih mungkin terjadi bahkan jika hanya terdapat dua embrio yang diletakkan dan hal ini dapat terjadi jika salah satu dari embrio tersebut membelah dirinya menjadi kembar identik. Untungnya hal ini jarang terjadi. Pada pasangan yang mengalami kehamilannya secara alami, kesempatan akan kehamilan kembar kira-kira satu dari delapan puluh kehamilan yang ada. Dengan penanganan IVF, kesempatan akan kehamilan kembar dapat terjadi pada setiap tiga hingga empat kehamilan. Terlepas dari faktor sosial dan permasalahan yang terdapat pada kehamilan kembar, khususnya pada kembar tiga, masalah medis yang berkenaan dengan mengandung bayi kembar dua atau tiga sangat berbeda dari biasanya. Hal ini termasuk meningkatnya resiko yang berhubungan dengan kondisi ibu hamil seperti tekanan darah tinggi, penyakit gula darah serta pendarahan. Adapun masalah yang berhubungan dengan bayinya seperti kelahiran dini yang mungkin saja tidak dapat bertahan hidup ataupun bertahan hidup namun dengan cacat tubuh termasuk kerusakan otak. Hasil ideal yang diharapkan dari penanganan IVF ini adalah memiliki satu bayi yang sehat.
  3. Infeksi/Pendarahan
    Saat pengambilan sel telur, sebuah jarum yang sangat halus masuk melalui vagina ke dalam ovarium untuk mengambil sel telur, dimana terdapat resiko yang dapat menyebabkan pendarahan dari ovariumnya ataupun mengakibatkan infeksi masuk ke dalam area panggulnya. Selain juga diberikan antibiotik, tindakan pengambilan sel telur ini dilakukan dengan tingkat kehati-hatian yang sangat tinggi guna meminimalisir resiko yang ada. Biasanya walau terdapat sedikit titik darah dari dalam vagina sesaat setelah pengambilan sel telurnya,pendarahan parah jarang terjadi. Kemungkinan untuk kena infeksi adalah kurang dari satu dalam setiap seratus pasien.