Layanan

Induksi Ovulasi

Ovulation Induction
Terkadang wanita perlu dipacu untuk mendapatkan ovulasinya ketika mereka mengalami kesulitan untuk hamil. Klomid merupakan suatu obat kesuburan yang memacu terjadinya ovulasi. Biasanya kami memulai dengan takaran 50 mg. (satu tablet) setiap harinya pada hari ke-3 hingga ke-7 dari siklus menstruasi Anda. Jika takaran rendah tersebut gagal untuk memacu ovulasi, kami kemungkinan akan meningkatkan dosisnya. Ovulasi ini mungkin dilakukan bersama-sama dengan inseminasi ataupun hubungan intim dengan waktu tertentu. Saat Anda mulai mendapatkan menstruasi, tandai hari tersebut sebagai‘hari 1’ pada kalender Anda serta hubungi kami untuk perjanjian selanjutnya guna memulai siklus ini.

Perlu diingat:

Klomid merupakan suatu obat kesuburan. Satu efek samping yang perlu diketahui adalah adanya kemungkinan untuk kehamilan kembar. Kemungkinan untuk mendapatkan kehamilan kembar pada saat mengkonsumsi obat ini hanya 7% (dalam artian 7 dari 100 wanita yang mengkonsumsi obat ini akan mengalami kehamilan kembar). Sangatlah jarang jika Anda mendapatkan kehamilan lebih banyak dari kehamilan kembar (lebih banyak) dengan klomifen sitrat.
Inseminasi intra-rahim (IUI)
Inseminasi intra-rahim (IUI) merupakan penanganan kesuburan dengan penggunaan sedikit teknik. Hal ini termasuk mempersiapkan sel sperma dari pasangan pria di laboratorium dan lalu meletakkan hanya sel-sel sperma yang memiliki pergerakan sangat baikyang biasanya terbentuk dalam rahim wanita. Sel-sel sperma tersebut dipindahkan ke dalam Rahim pada saat terjadi ovulasi. IUI dapat dilakukan dengan sel sperma dari pasangan pria maupun yang berasal dari donor.

Keberhasilan IUI ini tergantung pada 2 faktor:
  • Indikasi dilakukannya IUI (alasan untuk melakukan penanganan ini)
  • Apakah penanganannya dilakukan dengan stimulasi obat ataupun secara alami (tidak menggunakan obat sama sekali)

Intrauterine insemination (IUI), obstetrics gynecology infertility, best fertility clinics
Secara umum, IUI merupakan suatu cara penanganan yang bagus jika dilakukan untuk mengatasi masalah ketiadaan sel sperma. Cara ini juga berhasil jika hubungan intimnya tidak berlangsung secara normal seperti pada disfungsi ejakulasi(ED). Cara ini juga cukup berhasil jika dilakukan karena adanya ketidak cocokan/permusuhan lendir serviks, dimana sel spermanya dibunuh di dalam mulut rahim. Cara ini agak kurang berhasil jika indikasinya adalah sub-fertilitas faktor prianya. Kadar keberhasilannya menjadi lebih tinggi pada siklus stimulasi yang menggunakan obat (inseminasi intra-rahim super-ovulasi).

Inseminasi intra-rahim merupakan penanganan yang sukses jika dilakukan pada pasangan yang tepat. Keberhasilan akan kehamilan berkurang pada wanita dengan usia di atas 40 tahun dan mungkin bukan penanganan yang tepat pada kasus sub-fertilitas factor pria jika kurang dari lima juta sel sperma dengan kemampuan gerak yang sehat didapatkan pada akhir teknik persiapan sel spermanya.

Bagi kebanyakan pasangan, penanganan dengan jumlah siklus inseminasi intra-rahim hingga tiga kali akan diupayakan dengan syarat mendapatkan respon yang bagus. Setelahnya baru kita akan meninjau kembali penanganannya dengan Anda untuk melanjutkan penanganan IUI atau mungkin lebih baik mencoba jenis penanganan kesuburan yang lain pada tahap ini.

Apa saja resiko dari penanganan inseminasi intra-rahim?

  1. Kehamilan kembar
    Resiko terbesar dari penanganan dengan inseminasi intra-rahim dalam siklus stimulasi ini adalah kemungkinan adanya kehamilan kembar. Kira-kira 1 dari 4 wanita yang mendapatkan kehamilannya dengan penanganan ini memiliki kehamilan kembar. Biasanya kehamilan kembar tersebut hanya kembar dua, walaupun kehamilan kembar tiga juga mungkin serta hanya terjadi pada setiap 1 dari 20 kehamilan akibat teknik ini. Kita dapat mengetahui berapa banyak sel telur yang diproduksi menggunakan monitor ultrasonografiseperti yang telah disinggung di atas, dan oleh karenanya hal ini dapat menghindarkan kita dari situasi seperti yang Anda telah baca sebelumnya dimana terdapat kasus kehamilan dengan empat bayi atau lebih yang disebabkan oleh penanganan kesuburan. Jika selama pengawasan monitor ultrasonografi ditemukan banyak folikel-folikel yang berkembang, maka akan lebih baik jika dilakukan pembatalan penanganan pada bulan tersebut daripada mendapatkan bayi-bayi dengan cacat fisik! Kehati-hatian selalu menjadi prioritas utama kami.
  2. Hiperstimulasi ovarium (OHSS)
    Resiko kedua dari penanganan ini adalah gejala hiperstimulasi. Saat ovariumnya mendapatkan stimulasi lebih daripada yang seharusnya dalam siklus normal, mereka menjadi lebih besar serta mengandung struktur berisi cairan (folikel-folikel) yang menahan sel-sel telur. Sangat jarang ditemukan ovarium-ovarium tersebut membengkak sangat besar sehingga terdapat 'gejala hiperstimulasi ovarium'.

    Gejala hiperstimulasi ovarium yang parah ini termasuk rasa sakit dan pembengkakan di area perut, napas pendek-pendek, rasa mual, serta kemungkinan muntah, dan pengurangan jumlah volume urin. Jika terjadi gejala-gejala yang parah tersebut, pengobatan dengan rawat inap di rumah sakit mungkin sangat diperlukan. Hal ini memungkinkan digantinya cairan, mineral serta protein dan juga tindakan pengobatan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Kemungkinan berkembangnya OHSS adalah < 1 dalam 100 pasien dengan penanganan inseminasi intra-rahim. Walaupun kita tidak mungkin memastikan pasien mana yang akan mendapatkan gejala hiperstimulasi ovarium, mereka dengan keabnormalan hormon ovarium yang disebut 'ovarium polisistik' diketahui memiliki resiko yang lebih tinggi. Adanya kondisi ini akan diperiksa saat dilakukannya konsultasi pertama sebelum dilanjutkan dengan penanganan kesuburan. Walaupun demikian, kondisi ini sangat jarang ditemukan.