Layanan

Ginekologi

Klinik kami memiliki dedikasi untuk menyediakan penanganan ginekologi bagi para wanita di segala umur. Kami memiliki tujuan menyediakan layanan penanganan sesuai dengan kebutuhan pribadi, dengan kualitas baik, serta dapat diakses mulai dari para remaja hingga wanita yang sudah mengalami menopause. Kami berfokus pada penanganan untuk rasa nyaman padapara wanita (tindakan pencegahan) dan juga penanganan dengan cara terbaru untuk gangguan-gangguan reproduksi dan ginekologi. Hal ini meliputi prosedur pada area perut, pemeriksaan laparoskopis, area vagina serta histeroskopis. Kami memiliki izin untuk mengadakan prosedur-prosedur tersebut pada enam rumah sakit swasta di Singapura.
Layanan aborsi
Kami merupakan Pusat Aborsi dengan izin lisensi dari Kementerian Kesehatan Singapura. Kami memahami bahwa tindakan aborsi bukanlah sesuatu yang mudah diputuskan, namun kami mempercayai setiap keputusan yang wanita buat merupakan yang terbaik untuk dirinya sendiri maupun situasinya yang cukup sulit. Peran kami di sini hanyalah memberikan dukungan, memelihara rasa hormat, serta peduli.

Kami memiliki para dokter spesialis serta penasehat di klinik kami yang dapat membantu setiap wanita untuk menentukan pilihan-pilihan yang ada saat ia dihadapkan dengan kehamilan yang tak direncanakan. Staf profesional kami memiliki dedikasi untuk menyediakan layanan medis yang aman, efektif serta berkualitas.

Kerahasiaan merupakan suatu hal yang penting bagi banyak wanita. Kami memahami hal ini dan menjaga setiap rahasia dari pasien kami.

Siapa yang dapat melakukan aborsi di Singapura?
  • Tidak terdapat ketentuan mengenai batasan umuruntuk prosedur aborsi di Singapura
  • Tidak terdapat ketentuan hukum yang mensyaratkan adanya persetujuan pihak orang-tuabagi anak-anak di bawah umur (di bawahusia16 tahun).
  • Aborsi dilarang setelah memasuki usia kehamilan 24 minggu (6 bulan) kecuali jika nyawa sang Ibu terancam. (Masa kehamilan dihitung sejak hari pertama dari menstruasi yang terakhir hingga hari terakhir dari minggu ke-24.)

Batasan-batasan Hukum bagi Orang Asing

Orang asing boleh mendapatkan layanan aborsi di Singapura hanya jika memenuhi satu dari persyaratan di bawah ini:
  • Telah tinggal di Singapura selama 4 bulan atau lebih; atau
  • Dalam status menikah dengan warga negara Singapura atau memiliki Ijin Tinggal Tetap; atau
  • Memiliki atau merupakan istri dari pemegang kartu izin kerja (bukan izin kerja sementara) atau kartu pegawai; atau
  • Jika aborsi penting untuk segera dilakukan untuk menyelamatkan nyawa sang Ibu.
Tindakan bedah laparoskopis (tindakan bedah dengan sistem key-hole)
Tindakan Bedah Laparoskopis (tindakan bedah dengan sistem key-hole) yaitu melihat langsung area perut serta organ di area panggul dengan cara memasukkan sebuah lensa optik berbahan fiber yang kecil berukuran 5-10 mm (dengan senter) ke dalam rongga perut. Sayatan kecil di area umbilikus (pusar) diperlukan untuk hal ini, dimana setelahnya akan dipasang suatu port akses, dan lensa optik berbahan fiber dimasukkan melalui port tersebut ke dalam area perut. Port akses masuk lainnya mungkin diperlukan sepanjang dinding area perut agar mempermudah masuknya alat bedah khusus. Manfaat sebenarnya yaitu agar dokter bedahnya dapat melakukan operasi jenis intra-abdomen / bedah perut tanpa harus melakukan sayatan yang lebar. Lagipula, rasa sakit paska operasi pun jauh berkurang serta waktu pemulihan paska operasi juga menjadi singkat.

Prosedur yang dulu dilakukan dengan sayatan ‘terbuka’sekarang sudah rutin dilakukan dengan cara laparoskopi. Contoh dari prosedur-prosedur ini termasuk prosedur diagnostik, penghancuran luka endometriosis, histerektomis, tindakan bedah untuk sub-fertilitas, pengangkatan atau pembuangan kista ovarium, pengangkatan ovarium dan/atau tuba Falopi, penjepitan/ligasi dua tuba serta penyelamatan kehamilan ektopis (tuba).

Dr Seng telah melakukan tindakan bedah dengan sistem laparoskopis ini dalam 10 tahun terakhir termasuk pengangkatan kista ovarium, histerektomis, pengangkatan fibroid sertabedah kesuburan. Silahkan hubungi kami untuk konsultasi agar mengetahui lebih banyak mengenai pilihan yang Anda miliki.
Vaginisme
Vaginisme merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya kondisi kejang tanpa disengaja pada otot-otot vagina, yang disebabkan karena adanya rasa takutakan penetrasi. Sebagai hasilnya, setiap tindakan usaha seperti berhubungan intim, penggunaan tampon, atau bahkan pemeriksaan ginekologi rutin pun tidak hanya menghasilkan rasa sakit saja, akan tetapi dalam istilah sebenarnya ¬ sangatlah tidak mungkin.

Jika Anda kebetulan mengalami kondisi vaginisme, ketahuilah bahwa Anda sebenarnya tidak sendiri. Hingga 7% wanita di seluruh belahan dunia menderita kondisi ini. Kondisi vaginisme sering diabaikan – didiagnosa oleh institusi kesehatan yang kurang memahami kondisi ini.

Kondisi vaginisme juga sering disalahartikan oleh kedua belah pasangan, dimana pihak wanita berpikir mereka telah bersikap tidak wajar, sementara pihak pria berpikir pasangannya kurang bersikap santai serta terlalu cemas.

Kondisi vaginisme merupakan kondisi ketakutan yang tercipta tanpa disengaja serta tidak dapat dikontrol, takut akan adanya penetrasi penis yang mengakibatkan tidak tercapainya kondisi hubungan intim bebas rasa sakit. Ketakutan tersebut sedemikian besarnya sehingga biasanya diiringi oleh rasa cemas yang berlebihan, biasanya karena segala jenis penetrasi. Bagi banyak wanita, hubungan intim tidaklah mungkin. Kondsi vaginisme ini memiliki andil pada 1 – 7% pernikahan yang putus di tengah jalan di seluruh belahan bumi ini serta menimpa pada wanita dari berbagai kebudayaan yang berbeda.

Kondisi Vaginisme Ringan hingga Parah

Sangatlah penting untuk memahami bahwa gangguan rasa sakit saat berhubungan intim ini memiliki beberapa tingkatan. Beberapa wanita mengalami kondisi vaginisme ringan yang mengakibatkan hubungan intim dengan rasa sakit (dispareunia), dimana lainnya mengalami rasa sakit yang sedemikian parahnya sehingga hubungan intim pun penuh dengan rasa sakit atau bahkan tidak memungkinkan. Rasa sakit yang dihasilkan dari percobaan hubungan intim ini sering digambarkan seperti rasa panas, dimana lainnya merasa seperti sedang dipotong dengan pisau, lainnya lagi merasa seperti sedang digosong-gosok dengan amplas. Efek rasa sakitnya bisa bertahan hingga berjam-jam ataupun berhari-hari setelah itu.

Apakah kondisi kejang otot merupakan penyebab Kondisi Vaginisme?

Para peneliti di bidangnya masih berdebat apakah terdapat ‘kondisi kejang’ pada otot-otot. Dalam kondisi vaginisme yang ringan, mungkin tidak terdapat kondisi kejang otot, akan tetapi dalam kasus yang parah, kondisi kejang otot ini senantiasa timbul, khususnya saat membuka vagina. Biasanya para wanita dengan kondisi kejang otot yang parah akan menggambarkan hubungan intim seperti ‘menabrak tembok’ atau ‘menabrak tembok bata’.

Ketakutan dan Kecamasan; Ciri Khas Kondisi Vaginisme Parah

Saat wanita mengalami rasa sakit saat percobaan hubungan intim, mereka mulai merasa ketakutan serta bersikap antisipatif terhadap rasa sakit dengan percobaan hubungan intim yang berulang-ulang. Saat itu juga rasa cemas berlebihan muncul bahkan dengan adanya pikiran mengenai hubungan intim tersebut. Kecemasan parah ini bahkan berlanjut hingga pemeriksaan ginekologi pun dimana penetrasi menggunakan speculum pun menjadi tidak mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi vaginisme lebih daripada sekedar gangguan rasa sakit saat berhubungan intim – kondisi ini berefek pada berbagai aspek kehidupan wanita ini.

Kondisi Vaginisme: Psikologis vs Fisiologis

Kondisi vaginisme merupakan suatu hal psikologis dan juga fisiologis. Hal ini mungkin saja merupakan mekanisme pertahanan perlindungan alami terhadap rasa sakit. Tubuh cenderung melakukan pertahanan secara alami terhadap rasa sakit serta luka. Bagi para wanita dengan kondisi vaginisme, ketakutan akan penetrasi karena adanya anggapan rasa sakit ataupun rasa sakit yang sungguh-sungguh dirasakan menimbulkan refleks mengerasnya otot-otot vagina. Pada kondisi vaginisme parah, kondisi kejang otot senantiasa ditemukan pada area permukaan atau bagian lainnya dari otot vagina. Dalm hal demikian, tubuh mengatakan ‘dilarang masuk’ demi melindungi dirinya sendiri terhadap rasa sakit.

Ringkasan

Kondisi vaginisme merupakan suatu gangguan rasa sakit saat berhubungan intim yang kompleks yang mengganggu kemampuan untuk menikmati hubungan intim yang nyaman. Penyebabnya sering tidak jelas, namun manifestasinya cenderung mirip dengan kondisi otot vagina yang mengencang atau kejang otot khususnya pada otot permukaan vagina, sehingga membuat hubungan intim menjadi tidak mungkin. Kondisi ini biasanya diiringi dengan berbagai tingkat ketakutan serta kecemasan akan adanya penetrasi.

Penanganan Kondisi Vaginisme bisa berhasil, khususnya bagi kondisi vaginisme yang lebih ringan:
  • Bola Kegel dan Alat Pelebar Penggunaan berbagai jenis ukuran bola kegel dikombinasikan dengan dilator / alat pelebar membantu para wanita dengan tingkat kecemasan minimal serta membuat mereka mampu untuk menolerir berbagai jenis penetrasi.
  • Hipnoterapi berhasil dengan membiarkan pasien mengurangi tingkat kecemasannya serta melakukan penetrasi sendiri. Hal ini juga sangat membantu jika terdapat pelecehan saat masa anak-anak.
  • Terapi Seks Seks merupakan metode untuk mencapai hubungan yang lebih erat sebelum hubungan intim berlangsung. Walaupun terapi seks mungkin saja tidak berhasil pada kasus yang lebih parah, cara ini berguna untuk membantu pasien mengatasi ketakutan yeng terus-menerus akan penetrasi penis serta masalah libido yang mungkin ada.
  • Psikoterapi dirancang untuk membantu pasien mengatasi kecemasan terhadap penetrasi. CBT (terapi perilaku kognitif) sangat mendukung. Wanita dengan kondisi vaginisme yang tidak terlalu parah beraksi terhadap jenis penanganan ini.
  • Terapi Fisikcukup membantu dalam kasus kondisi vaginisme tingkat sedang dengan cara melakukan peregangan secara manual. Alat bantu pelebar sering direkomendasikan sebagai bagian dari penanganannya. Cara ini mungkin dapat digabung dengan Biofeedback untuk membantu mengurangi tekanan pada dasar area panggul.
  • Biofeedbackmengajarkan para pasien bagaimana mengurangi tekanan pada dasar panggul. Cara ini dapat berhasil pada kondisi vaginisme dengan tingkat yang tidak begitu parah, namun memerlukan penjajakan terlebih dahulu di area panggulnya yang mana akan membuat pasien dengan kondisi vaginisme tingkat parah merasa tidak nyaman.
  • Penggunaan obat anti-depresandan anti-cemas mungkin membantu, tetapi sering terdapat keluhan dari pasien akan kondisi pikiran yang berubah-ubah.
  • Konsumsi alkohol dengan takaran berlebih telah banyak digunakan oleh pasien-pasien saya yang merasa cara ini membantu mereka merasa santai saat menghadapi hubungan intim. Dikarenakan kebanyakan pasien saya tidak merokok, dan hanya minum sesekali saja, cara ini tidak membantu. Bahkan jika mereka berusaha untuk menerima penetrasi, mereka tetap memiliki tingkat kecemasan yang tinggi tanpa alkohol. Hal yang sama juga terjadi pada penggunaan obat halusinogenik. Konsumsi alkohol dengan takaran berlebih TIDAK PERNAH disarankan.
  • Himenektomi jarang dapat menyembuhkan kondisi vaginisme. Beberapa pasien saya dulu memiliki dua himenektomi. Yang kedua juga tidak membantu.
  • Vestibulektomi, dimana penjepit pada mukosa vagina diangkat melalui tindakan bedah, dilakukan pada kasus yang lebih parah serta kelihatannya berhasil. Walaupun demikian, cara ini memerlukan prosedur operasi besar dan dibutuhkan waktu enam minggu untuk penyembuhannya. Beberapa pasien tetap merasakan sakit di jaringan bekas lukanya.
  • Suntikan botok: cara ini masih diselidiki namun penyelidikan terakhir menunjukkan hasil yang menjanjikan dengan cara ini.

Ringkasan: Penanganan untuk Kondisi Vaginisme

Walaupun hanya terdapat sedikit sekali literatur yang membuktikan keampuhan berbagai penanganan di atas, pengalaman-pengalaman yang ada menunjukkan mereka dapat berhasil pada orang yang tepat. Pun saat penanganan dengan Botox digunakan bersama-sama dengan alat pelebar, pasien masih tetap memerlukan dukungan lainnya setelah dilakukan penanganannya. Beberapa pasien cukup puas serta membuat kemajuan, dimana lainnya tetap berjuang dengan ketakutannya akan penetrasi penis, masalah hubungan inter-personal serta libido yang rendah. Pasangan mereka terkadang berjuang dengan masalah disfungsi ereksi. Seorang ahli terapis sangatlah penting untuk kasus-kasus yang lebih kompleks ini demi tercapainya tujuan hubungan intim yang nyaman. Botox tanpa adanya dukungan paska penggunaannya biasanya gagal, dan inilah sebabnya mengapa kami sangat menekankan pentingnya menjaga komunikasi dengan pasien-pasien kami.